Dilema Pernikahan Orang Padang (Minang) dengan Luar Minang

Dilema Pernikahan Orang Padang vs Luar Padang

Searching...
Setelah patah hati, iseng googling ada gak sih yang case-nya kayak saya?
 
Punya hubungan sama orang Jawa, tapi gak direstui.
Jawabannya, ADA dan BANYAK.
 
Tapi, dari sekian banyak yang muncul, gak ada yang perempuan Padang dan laki-laki Jawa. Rata-rata laki-laki Padang, perempuannya Sunda atau Jawa. 
 
Dan itu yang gak setuju adalah keluarga laki-laki yang orang Padang.

Laki-laki Padang (Minang) dan Perempuan Berdarah Non Minang

Konon katanya orang Padang itu adatnya ribet, banyak aturan, dan kolot.

Saya sudah tahu menyebutnya bukan 'Orang Padang' lebih tepat menyebut Minang. Kesalahan sebut selama ini karena orang Minang sendiri kalau di rantauan akan memperkenalkan dirinya Orang Padang. Mungkin supaya lebih mudah dikenal. Bisa jadi.

Padang itu cuma nama sebuah kota yang ada di Sumatera Barat. Minang adalah nama adat istiadat atau sekumpulan suku. di Padang sendiri Adat Minang sudah tidak terlalu kental. Sudah lebih modern dan terbukan dengan perubahan dan perbauran budaya, yang dipakai di Padang tetap adat minang.

Salah satu hal yang dianggap bermasalah dan tersebar di luar yaitu laki-laki minang tidak diizinkan oleh keluarganya menikah dengan perempuan luar minang. Tapi sebenarnya pada kenyataannya gak begitu, justru perempuan atau wanita luar Padang adalah solusi untuk para pria atau lelaki asal Minang ini supaya lepas, atau lebih bebas tidak terlalu terbelenggu adat yang sangat kuat mengikat, jika pasangan atau istri-istrinya dari kalangan orang Minang.

Jadi Gadis luar Minang sangat diminati oleh mereka ini, terutamanya yang statusnya merantau. Kebanyakannya dari kalangan Sunda, Jawa, Batak dlsb.

Zaman sudah banyak berubah dan pola pikir orang juga berubah. Mungkin dulunya memang ada kejadian dimana laki-laki Minang dilarang menikah dengan selain perempuan minang. Alasannya menurut saya karena hukum matrilineal yang berlaku pada adat minang. Anak akan mewarisi suku ibunya. Jika ibunya non minang maka anaknya gak punya suku, tidak ada yang meneruskan suku, karena suku bapak gak akan diwariskan ke anak. Jadi menurut adat minang, jika laki-laki minang menikah dengan perempuan non minang akan mengaburkan silsilah garis keturunan anak di Minangkabau. Secara adat si anak tidak dapat diterima di Minangkabau karena tidak ada garis keturunan minang. Si anak akan dianggap tidak memiliki dara minang.

Dalam Islam yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, Kami ciptakan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu bisa saling kenal mengenal (ta’aruf), sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu”.

Pada dasarnya tidak ada yang salah dari pernikahan luar suku ini. Allah sendiri membolehkan pernikahan luar suku ini, hanya saja ketika dibawa kepada budaya adat alam Minangkabau, anak dari laki-laki minang yang menikah dengan perempuan non minang tidak akan memperoleh suku di minang, karena pernikahan tersebut akan merusak struktur yang ada di Minangkabau, anak dianggap bukan berasal dari keturunan minang, karena garis keturunan di Minangkabau berasal dari ibu (matrilineal).


Sebuah penelitian ilmiah yang dikutip oleh Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin (Dekan Fakultas Kedokteran UII, Guru Besar Fak. Kedokteran UGM, Mantan Dokter Kepresidenan), menyatakan bahwa pernikahan antar etnis atau antar bangsa memiliki sisi positif dalam hal kebagusan fisik sang anak (karena DNA yang bertemu memiliki keanekaragaman) dan kecendrungan keturunan yang memiliki intelegensia tinggi.

Perempuan Minang dan Laki-laki Non Minang

Walaupun ada tapi kasus seperti ini jarang terjadi. Dari sisi adat minang sendiri ini sah-sah saja. Karena anak-anaknya nanti akan tetap mewarisi suku ibunya. So far, tidak ada masalah dengan hal ini.

Masalah seperti ini malah terjadi dalam hubungan saya dengan laki-laki Jawa. Orangtua saya yang notabene adalah orang Padang tidak ada masalah saya mau menikah dengan orang dari suku manapun. Bukan karena adat padang tidak memberatkan hubungan saya dengan laki-laki non minang, tapi orangtua saya lebih berpikir terbuka, mengizinkan anak-anaknya untuk memilih siapa saja asalkan seiman, bisa jadi imam yang baik, dan bertanggung jawab. Dan pesan Ibu saya, "dan kamu bertanggungjawab dengan pilihan kamu".

Tapi masalahnya malah di pihak laki-laki yang orang Jawa. Ibunya tidak sreg sama orang Padang. Entah karena alasan apa, saya juga ngga ngerti. Mungkin karena ada omongan buruk tentang orang Padang, bisa jadi. Memang kita ngga bisa nyamain semua orang dengan suku yang sama, tapi kita juga ngga bisa membatasi pikiran orang. Akhirnya, hubungan yang sudah berjalan sepuluh bulan itupun berakhir (jadi curcol).

Sebenarnya memang menilai seseorang itu bukan dari sukunya, tapi dari pribadinya. Dan pribadipun, jika memang jelek masih bisa dirubah. jadi semuanya memang butuh proses. mengenal seseorang butuh waktu, tidak bisa hanya dengan beberapa kali bertemu.

Beberapa kali teman saya sharing mengenai hal yang sama, ditolak oleh calon mertua, satu diantaranya karena orang Padang. Tapi akhirnya mereka menikah, karena calon suaminya berhasil meyakinkan keluarganya bahwa tidak semua orang Padang itu seperti yang dikatakan orang-orang. Bersyukurlah orang-orang yang bisa meyakinkan keluarganya dan memperjuangkan pilihannya.

Dan karena hal ini bukanlah hal yang bisa dipaksakan, kita tidak bisa mengatur pikiran orang, tidak bisa memaksa orang lain untuk menerima kita, sudah seharusnya diikhlaskan walaupun berat. Semoga ada hal baik dibalik kejadian ini.


See you on my next post :)

0 Comments:

Please give a good comment, that good suggestion, no spam, phising, no gamling, no porn, no add link.