Cara Mengelola Keuangan Keluarga secara Islami


Sebagai keluarga yang tidak bisa dibilang muda lagi sebenarnya, tapi rasanya masih muda aja, kami tentu ingin mengelola keuangan keluarga kami sesuai dengan cara-cara kehidupan yang Islami.

Saya mau sedikit berbagi tentang "bagaimana caranya mengatur keuangan secara islami" yang saya dapat dari kajian dan pengalaman secara bertahap dan lama dalam kehidupan dan ekonomi islam yang kami lakukan. Bukan sekedar tahu, baca apalagi cuma kata si anu dan siapa-siapa.

Cara Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami

Saat ini mana ada orang yang berfikir tentang ekonomi umat, fikir ekonomi sendiri saja sudah sulit. Tidak begitu bagi kami. justru dengan berbagi dengan umat rezeki jadi berkat, berapapun yang didapat.

Biasanya, gaji, berapapun besarnya gak terasa habisnya. Lho emang dipake buat apa? Keuangan saya kelola sendiri, dan sebagian diberikan ke anak Istri. Kebetulan yang bayar-bayar tagihan adalah saya sendiri.
Tapi ga enak perasaan kalau dengar pertanyaan istri "Lho ko uang 5 juta, 10 juta kemaren kemana? Dipake apa? Nah loh, emang dipake buat apa aja gaji sebulan?.. nah lo pusing kan sebagai suami yang kerja wiraswasta. Kadang ada job kadang tidak. uang 3-5 juta gak kemana ... belanja dapur rata-rat 100 ribu/hari aja sudah 3 juta, Lha tagihan, cicilan utang apa gak dibayar.
Cicilan bank 2 juta, Perabot rumah tangga 1 jt, Pulsa, BBM/Minyak, Tagihan Listrik 300-500rb/bln, PDAM air 100rb,
Bayar Kartu Kredit, Cicilan Emas Logam Mulia, Perhiasan Investasi, Zakat/Infak Sedekah?
Itung2 itung perbulan belanja lebih 5 juta - 10 juta per bulan. Sedang gaji .... hasil usaha maksimal 5 jutaan. lha sisa kekurangannya dari mana uangnya? Nah lho

Ini dia strategi dan pos-pos seharusnya kita membagikan uang gaji :

1. Setor dulu titipanNya min 2,5% untuk Zakat infaq Shodaqoh. 100 % gaji kita pemberian Tuhan, masa 2,5 % saja kita tidak mau bagi. Demi untuk membersehkan harta dan rizki yang kita terima juga, kan. Biar Berkah!
Atau nanti Tuhan ambil lagi rizki itu dengan cara mengenaskan, seperti hilang, dicuri, dirapok, musibah kebakaran dlsbinya, atau distop dapat rezeki, dan artinya kita itu tidak hidup di dunia lagi, artinya kita mati.
Ggaji kita adalah punya Dia, Dia yang memberi kita rezeki, kita hanya diminta berbagi sebanyak 2,5% kepada yang berhak dan sisa titipan yang sebanyak 7,5 % itu buat kita..

2. Bayar Segala Utang dan Cicilan
3. Saving atau Investasi
Seharusnya ya saving dulu, baru shoping.. he he he, bukan belanja (shoping) dulu baru saving, sebab ga da istilah ada sisa kalau sudah belanja alias shoping.
4. Tambah Modal usaha
5. Belanja yang benar-benar dibutuhkan, Hindari hura-hura dan foya-foya, lebih baik untuk modal usaha, atau yang betul-betul diperlukan dalam kehidupan rumah tangga, untuk biaya operasional kehidupan sehari-hari.

BIAYA HIDUP ITU TIDAK MAHAL, YANG MAHALA ITU GAYA HIDUP

Apalagi Jaman Sekarang Gaya Hidup atau Life Style benar-benar merasuk di setiap sulbi setiap insan yang hidup di muka bumi ini.

BERUSAHA DAN BERIKHTIARLAH, DAN JANGAN SEKALI-SEKALI SIA-SIA.
Intinya jangan lupa kewajiban kita memberikan hak orang lain, kalau ada yang lebih bermanfaat. Jangan mentang-mentang merasa mencari dan mendapat sendiri.

Untuk model pengelolaan keuangan financial keluarga, Contohlah model keuangan Nabi Yusuf AS dengan pola per 7 tahun, 7 tahun kaya dan 7 tahun miskin.. pada saat kaya beliau selalu memberi, tetapi pada saat miskin beliau tidak pernah meminta-minta.

0 Comments:

Please give a good comment, that good suggestion, no spam, phising, no gamling, no porn, no add link.