Tips Memilih Asuransi Pendidikan Anak Terbaik
Kehidupan semakin hari semakin tidak menentu. Biya hidup selangit. Biaya pendidikan anak entahlah nanti, Mempersiapkan dana pendidikan anak sejak dini adalah pilihan bijak dan antisipatif. Cerdas memilih, lebih baik mencicil biaya itu sekarang daripada nanti kewalahan tidak sanggup dan demo mengutuk sana sini. Apapun biaya hidup tetap akan naik, hanya kita bijak atau tidak mempersiapkannya. Tidak ada ruginya toh kalau kita bersiap sejak dini dan jauh hari, dari pada nanti stress tidak ada dana cadangan sedikit pun.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Ada banyak pilihan dalam menyiapkan dana pendidikan anak. Asuransi pendidikan anak adalah cara yang smart dalam mempersiapkan pendidikan. Cara lain tidak ada salahnya ditempuh juga. tapi cara yang satu ini jangan dilewatkan. Anda boleh saja berusaha dan melakukan bisnis dan investasi apapun, namun siapa yang menjamin kesehatan akan tetap fit, tidak pernah sakit, atau justru lebih dulu mendahului meninggalkan dunia ini. Semuanya mungkin saja. Justru itu di antara sekian banyak cara sebaiknya pakai juga cara ini.
Ya gunakan smua cara, tak ada salahnya toh. Tapi jangan menaruh telur hanya dalam 1 wadah. taruh juga di tempat lainnya, sebanyak yang mampu. begitupun dana pendidikan, pensiun, tabungan dan lain-lain. jangan dihabiskan seketika itu juga, kita tidak tahu esok lusa, mungkin kita bangkrut dan miskin, tidak mudah untuk bangkit kembali. Keadaan sulit justru akan menghimpit.
Pilih juga bentuk flatform solusi pendidikan anak yang ditawarkan oleh asuransi2. Dari masing-masing mungkin ada perbedaan tapi ada juga kelebihan, jadi sebaiknya Sebaiknya sih sebanyak2nya, maksudnya ambil 2 atau lebih paket pendanaan. Paling tidak ya 1. Boleh kan? Tergantung mampu atau tidak, anda menyisihkan uangnya, atau membayarnya ...
Menyoroti pendidikan di Indonesia, ternyata belum menjadi sesuatu yang terjangkau bagi semua orang. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pula, kenaikan biaya pendidikan adalah salah satu yang paling tinggi yaitu sekitar 10% per tahun. Biaya masuk perguruan tinggi ternama tercatat naik 500%-1000% selama 5 tahun terakhir. Beberapa perguruan tinggi ternama sudah mematok uang masuk diatas Rp 30 juta.
Masalah ini diperparah pula dengan PENURUNAN SUKU BUNGA BANK. Dengan turunnya bunga bank kini menjadi sekitar 4% – 5%, maka pendapatan untuk masyarakat yang berinvestasi di tabungan atau deposito, juga berkurang. Saat ini bunga deposito berkisar antara 5 – 6% dan 9% untuk deposito dengan simpanan diatas Rp 1 Milyar.
Sementara instrumen lain seperti reksadana dan saham menjanjikan nilai investasi yang tinggi (untuk jangka waktu investasi 5-10 tahun) namun masyarakat pada umumnya tidak memiliki keberanian menanggung resikonya. Portfolio keuangan seperti ini pun rentan terhadap penurunan suku bunga, fluktuasi pasar, kondisi sosial politik dan lain-lain.
Jadi sementara BIAYA PENDIDIKAN TERUS NAIK, PENDAPATAN DARI BUNGA BANK TERUS TURUN. Walaupun resiko finansial ini NYATA kita hadapi, ternyata banyak para orangtua yang tidak memiliki rencana finansial jangka panjang. Kebanyakan mereka hanya sekedar mengatur pengeluaran bulanan atau bahkan tidak memiliki perencanaan sama sekali. Kurangnya kesadaran akan perencanaan finansial jangka panjang ini memperbesar resiko terjadinya masalah dalam hal pembiayaan pendidikan.
Berikut ini gambaran seberapa besar potensi resiko ini mungkin terjadi. Mari kita lihat perhitungan sederhana berikut dengan asumsi anak pertama bercita-cita masuk ke UGM fakultas ekonomi dan anak kedua ke UGM fakultas kedokteran umum :
Biaya diatas belum termasuk biaya SPP, buku, praktikum, akomodasi, biaya hidup dll, yang jumlahnya bisa lebih dari Rp 80 juta hanya di tahun pertama kuliah. Apabila tidak disiapkan sejak dini, apakah Anda yakin bisa menyediakan biaya sebesar itu pada waktunya?
Resiko lain yang juga harus diperhitungkan adalah resiko sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan dan kematian. Semua hal ini bisa mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan Anda, yang otomatis mengancam rencana pendidikan anak Anda.
Semakin dini Anda mempersiapkan dana pendidikan anak Anda maka pilihan yang Anda miliki semakin banyak, resiko yang Anda hadapi semakin rendah dan jumlah uang yang harus Anda sisihkan semakin sedikit, untuk mencapai target dana yang sama. Yang penting, jangan biarkan pendidikan anak Anda terancam hanya karena Anda tidak mempersiapkannya.
Persoalan dana pendidikan anak selalu menyedot perhatian orang tua. Keinginan memberikan yang terbaik kerap berbenturan dengan biaya sekolah yang (amat) tinggi. Menurut sejumlah riset, biaya sekolah naiknya 10 sd 15% setahun. Melebihi kenaikkan harga properti, apalagi gaji pegawai :))
Bagaimana solusinya?
Salah satu yang paling populer adalah beli asuransi pendidikan. Selain karena agresifitas penjual, produk ini punya embel-embel pendidikan, yang mungkin oleh banyak orang tua dianggap pilihan paling bagus dan sesuai namanya.
Boleh dibilang semua perusahaan asuransi menawarkan produk ini. Mulai dari Manulife, Prudential, Allianz, Jiwasraya, Bumiputera, Sinarmas dan lainnya.
Hal yang sering kurang diketahui, bahwa sebenarnya ada banyak solusi untuk memenuhi dana pendidikan anak. Tidak harus asuransi pendidikan.
Dan yang penting, bahwa mungkin saja asuransi pendidikan bukan pilihan yang tepat, melihat kondisi dan tujuan keuangan keluarga.
Oleh sebab itu, sebaiknya pahami dulu apa saja solusi untuk memenuhi dana pendidikan. Setelah paham, baru bisa menentukan, mana yang paling cocok.
Sayangnya, banyak orang tua tidak tahu atau tidak sempat cari info mengenai pilihan – pilihan tersebut. Sehingga jangankan memilih, tahu saja tidak.
Tulisan ini mendiskusikan apa saja solusi yang ada, perbandingan plus serta minus setiap pilihan, dan saran cara memilihnya.
Investasi dan Proteksi
Dalam pengertian menyiapkan dana pendidikan, ada dua hal terpenting yang wajib diperhatikan:
Investasi untuk memastikan dana cukup untuk biaya sekolah anak. Perlu investasi karena tingginya kenaikkan biaya pendidikan, sementara menabung menawarkan kepastian tapi hasilnya tidak cukup akibat rendahnya bunga. Walaupun lebih beresiko, investasi menjanjikan potensi keuntungan lebih tinggi dari menabung.
Proteksi untuk memastikan jika pencari nafkah mengalami musibah, anak tetap bisa bersekolah dengan lancar. Seandainya orang tua meninggal dunia, kecelakaan atau cacat tetap, asuransi melindungi dengan mencairkan uang pertanggungan.
Perilaku orang tua yang hanya fokus pada bagaimana berinvestasi jelas kurang tepat. Orang tua tidak hanya harus memilih investasi yang tepat, tetapi juga harus memastikan bahwa tersedia proteksi yang cukup untuk melindungi anak dan keluarga.
Apa Saja Pilihannya
Kita mulai dari yang paling populer.
#1 Asuransi Unit Link
Unit link adalah solusi paling banyak ditawarkan oleh agen asuransi atau penjual di bancassurance. Meskipun dibalut dengan banyak istilah asuransi pendidikan, produk dasarnya adalah unit link.
Apa itu unit link?
Unit link menggabungkan asuransi dan investasi dalam satu produk. Produk ‘2 in 1′ yang menawarkan kemudahan buat pesertanya, dengan berbagai macam pilihan rider (asuransi tambahan) seperti penyakit kritis, income replacement, kesehatan dan lain-lain.
Premi yang dibayar oleh pemegang polis unit link dibelikan unit investasi oleh perusahaan asuransi. Unit investasi tersebut dikelola oleh Manajer Investasi dalam berbagai instrumen, seperti ekuitas, obligasi, pasar uang dan lain- lain, yang dipilih oleh pemegang polis.
Hasil unit investasi digunakan untuk membayar biaya asuransi dan biaya – biaya lainnya (cek polis Anda, ada biaya apa saja!). Sisanya, setelah dipotong biaya tersebut, menjadi milik pemegang polis yang bisa dicairkan untuk dana pendidikan.
Sebagai asuransi, polis unit link akan aktif atau tidak lapse (non aktif) selama biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan (rider) dibayar oleh pemegang polis. Pembayaran biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan dilakukan dengan memotong unit investasi.
Terkait ini, hal yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
Biaya asuransi meningkat setiap tahun, meskipun dalam proposal unit link tidak ditunjukkan berapa kenaikkan biaya itu setiap tahun. Yang ditampilkan hanya biaya asuransi di tahun pertama (ada catatan * di proposal mengenai soal ini). Implikasinya apa? Karena biaya asuransi dibayar dengan memotong unit investasi, potongan atas nilai investasi (yang notabene adalah dana pendidikan untuk anak) akan semakin besar seiring waktu.
Pemotongan biaya asuransi pasti apapun hasil kinerja investasi. Return investasi itu tidak pasti, tergantung kinerja pasar, sedangkan potongan biaya asuransi itu pasti. Itu sebabnya saat kinerja pasar anjlok, pemegang polis diminta menambah dana (top up) karena hasil investasi tidak cukup untuk membayar biaya asuransi. Kalau biaya asuransi tidak dibayar, polis asuransi lapse (tidak aktif) dan semua manfaat otomatis ikut terhenti.
Setiap asuransi tambahan (rider) ada biaya asuransinya. Biaya itu mengurangi porsi investasi yang artinya memotong dana pendidikan. Karena itu, pastikan memilih rider yang memang dibutuhkan.
Selain menawarkan kemudahan, hal yang wajib diperhatikan orang tua yang menggunakan asuransi unit link adalah kemungkinan terpotongnya dana pendidikan anak oleh biaya asuransi. Apalagi jika orang tua hanya membayar premi sampai tahun tertentu saja (misalnya hanya bayar 10 tahun) – penjelasannya baca disini. Perhatikan dengan seksama bagaimana perkembangan nilai investasinya.
#2 Asuransi Term Life dan Reksadana
Ini cara yang umum dianjurkan oleh perencana keuangan independen, yaitu memisahkan proteksi dan investasi.
Proteksi dilakukan dengan membeli asuransi term life atau asuransi murni, sedangkan investasi dilakukan dengan menempatkan dana di Reksadana.
Yang memilih cara ini dituntut bisa mengurus investasi Reksadananya sendiri. Perlu kemauan untuk belajar dan memahami bagaimana cara dan aturan mainnya. Tidak sulit tapi harus dipelajari.
Disisi proteksinya, peserta harus siap ‘mental’ membeli asuransi term life yang preminya hangus.
Keuntungannya apa memilih cara ini?
Hasil investasi lebih tinggi karena potongan biaya berinvestasi di Reksadana kecil (dibandingkan unit link). Bahkan melalui pembelian Reksadana secara Online, misalnya lewat IPOTFUND, gratis biaya pembelian dan penjualan Reksadana. Minimnya potongan biaya membuat dana yang diinvestasikan menjadi lebih besar.
Fleksibilitas memilih Manajer Investasi. Karena tidak terikat pada perusahaan asuransi tertentu, peserta bisa bebas berganti-ganti manajer investasi. Kebebasan ini penting karena kondisi pasar senantiasa berubah-ubah dan kemampuan manajer investasi berbeda-beda di setiap sektor atau instrumen.
Asuransi term-life memberikan nilai proteksi jiwa paling tinggi dengan biaya premi murah. Nilai proteksi yang memadai penting karena itu menjamin perlindungan yang cukup untuk kebutuhan keuangan sekolah anak saat musibah datang.
Sekarang berinvestasi di Reksadana sangat mudah. Ada reksadana online, minimum investasi rendah (mulai dari Rp 100 ribu) dan fasilitas auto-invest yang memungkinkan investasi dilakukan secara otomatis. Dengan segala fasilitas ini, tidak perlu bantuan orang lain, semua seharusnya bisa melakukan sendiri.
kursus Reksadana di Jakarta
#3 Dana Pendidikan Manfaat Pasti
Kedua alternatif diatas adalah cara mencapai dana pendidikan menggunakan instrumen investasi. Investasi memang memberikan return tinggi, tapi deg-degkannya juga tinggi. Saham bisa naik, tapi bisa juga ambless. High Risk high return.
Tidak semua orang siap dengan fluktuasi itu. Apalagi menyangkut dana pendidikan anak.
Ada alternatif untuk ini, yaitu dana pendidikan yang memberikan manfaat pasti. Pasti artinya uang yang akan diterima dijamin sesuai yang disebutkan dalam proposal.
Tidak banyak perusahaan asuransi yang menawarkan jenis produk ini karena mayoritas berkutat di investasi via unit-link.
Salah satu yang menawarkan manfaat pasti adalah produk Pro-Graduate dari Asuransi Manulife. Berdasarkan proposal yang saya baca, ini adalah solusi dana pendidikan sejak masuk Perguruan Tinggi sampai anak berusia 23 tahun.
Cara kerjanya sebagai berikut:
(1) Peserta menabung (tahunan atau bulanan) ke Manulife dengan masa pembayaran fleksible bisa dipilih 5, 10 atau 15 tahun;
(2) Pengajuan tanpa pemeriksaan kesehatan dan ada jaminan pasti disetujui;
(3) Saat anak masuk kuliah, Manulife melakukan pembayaran tunai sebesar nilai yang sudah tercantum dalam polis (guaranteed) selama beberapa tahun sampai kuliah selesai.
(4) Jika terjadi musibah kepada orang tua, premi akan dilanjutkan oleh Manulife dan manfaat pembayaran tunai tetap akan tetap dibayarkan sampai anak menamatkan pendidikan di perguruan tinggi atau hingga berusia 23 tahun.
Apa bedanya produk ini dengan tabungan pendidikan berjangka yang juga memberikan hasil pasti ? Paling tidak ada tiga hal yang saya lihat berbeda.
Pertama, pro-graduate punya rentang waktu yang lebih panjang yaitu sejak masuk perguruan tinggi, sementara tabungan pendidikan biasanya jangka waktunya lebih pendek, yang paling lama sekitar 10 tahun.
Dengan periode yang lebih pendek di tabungan pendidikan, orang tua sulit meng-kunci return. Karena setiap 5 tahun, tabungan pendidikan harus diperbarui dan ketika diperbarui bunganya pasti sudah berbeda dari sebelumnya. Di pro-graduate, return-nya sudah dikunci, tidak berubah sejak awal sampai nanti anak masuk kuliah.
Kedua, dalam pro-graduate terdapat pencairan berjenjang berdasarkan tingkat kuliah atau sekolah, sementara pencairan di tabungan pendidikan dilakukan satu kali.
Pencairan berjenjang membantu mengatur keuangan karena sudah dihitung berapa jumlah maksimum yang sebaiknya diambil supaya jumlah uangnya cukup sampai kuliah selesai.
Ketiga, perbedaan penjaminan. Nilai simpanan tabungan pendidikan dijamin oleh pemerintah, tapi tingkat return-nya tidak dijamin oleh pemerintah. Sementara, return dan nilai pencairan pro-graduate dijamin oleh Manulife.
Perbandingan Manfaat Dana Pendidikan
Dari semua pilihan ini, mana pilihan terbaik? What’s the verdict?
Untuk menjawabnya, kita perlu melihat bagaimana simulasinya. Let the number speaks itself!
Kebetulan saya baru saja membantu teman menelusuri solusi dana pendidikan untuk anaknya. Pengalaman ini akan saya gunakan untuk menunjukkan perbandingan masing-masing alternatif solusi dana pendidikan diatas.
Hasil dari perbandingannya, silahkan baca selengkapnya klik disini.
Lihat Apa Kebutuhannya
Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin mengingatkan kembali bahwa komponen asuransi pendidikan ada dua, yaitu investasi dan proteksi.
Dari sini, kita lihat bahwa proteksi memang harus disediakan dari asuransi. Tapi, investasi bisa dari mana saja. Bisa beli bersama asuransi, kerap disebut unit link, tapi bisa juga tidak.
Investasi bisa dilakukan dengan membeli Reksadana, emas, properti atau usaha sendiri. Itu semua adalah instrumen investasi yang bisa digunakan untuk menyiapkan dana pendidikan anak.
Bagaimana jika sudah punya asuransi jiwa ? Logikanya, ya tinggal meningkatkan investasi. Tidak perlu beli asuransi jiwa lagi.
Saya kerap menemui orang yang beli produk asuransi dengan investasi, meskipun orang ini sebenarnya sudah punya proteksi asuransi jiwa yang cukup, misalnya fasilitas dari kantor atau sudah pernah beli sebelumnya. Artinya, dia sebenarnya lebih butuh tambahan investasi, bukan asuransi lagi.
Kenapa ini penting? karena dengan membeli produk asuransi dengan investasi, orang ini tidak bisa memperoleh hasil investasi yang optimal. Sebagian uangnya digunakan untuk membayar biaya asuransi, yang sebenarnya dia sudah cukup miliki, yang ujungnya mengurangi porsi investasi.
Begitu pula, jika sudah melakukan investasi secara rutin, tapi belum punya proteksi. Maka, orang ini seharusnya hanya butuh produk asuransi jiwa murni (tanpa embel-embel investasi).
Karena jika beli kembali asuransi dengan investasi, itu pemborosan. Sudah jelas punya investasi, kenapa beli lagi. Beli asuransi saja, pasti preminya lebih murah dibandingkan beli produk asuransi yang ada investasinya. Dengan premi yang lebih murah, uangnya bisa untuk meningkatkan porsis investasi yang sudah ada.
Kalau belum punya keduanya, investasi dan proteksi, boleh lah mempertimbangkan mengambil produk asuransi dan investasi.
Jadi, ketika mengambil sebuah produk, pastikan produk tersebut sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Bukan produk yang mensetir, tapi Anda yang memilih produk.
Kesimpulan
Mencari cara mewujudkan dana untuk pendidikan terbaik anak adalah tugas penting orang tua supaya anak bisa sekolah dengan baik dan lancar. Untuk itu, saran artikel ini adalah sebelum memilih, orang tua mempelajari dulu pilihan yang ada, untuk mencari yang paling bagus, yang terbaik.
Jangan terpaku pada satu pilihan saja, misalnya unit link, tapi bandingkan semua alternatif. Kita harus mencari yang paling cocok, yang paling bisa memenuhi tujuan atau kebutuhan keuangan kita.
Menyoroti pendidikan di Indonesia, ternyata belum menjadi sesuatu yang terjangkau bagi semua orang. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pula, kenaikan biaya pendidikan adalah salah satu yang paling tinggi yaitu sekitar 10% per tahun. Biaya masuk perguruan tinggi ternama tercatat naik 500%-1000% selama 5 tahun terakhir. Beberapa perguruan tinggi ternama sudah mematok uang masuk diatas Rp 30 juta.
Masalah ini diperparah pula dengan PENURUNAN SUKU BUNGA BANK. Dengan turunnya bunga bank kini menjadi sekitar 4% – 5%, maka pendapatan untuk masyarakat yang berinvestasi di tabungan atau deposito, juga berkurang. Saat ini bunga deposito berkisar antara 5 – 6% dan 9% untuk deposito dengan simpanan diatas Rp 1 Milyar.
Sementara instrumen lain seperti reksadana dan saham menjanjikan nilai investasi yang tinggi (untuk jangka waktu investasi 5-10 tahun) namun masyarakat pada umumnya tidak memiliki keberanian menanggung resikonya. Portfolio keuangan seperti ini pun rentan terhadap penurunan suku bunga, fluktuasi pasar, kondisi sosial politik dan lain-lain.
Jadi sementara BIAYA PENDIDIKAN TERUS NAIK, PENDAPATAN DARI BUNGA BANK TERUS TURUN. Walaupun resiko finansial ini NYATA kita hadapi, ternyata banyak para orangtua yang tidak memiliki rencana finansial jangka panjang. Kebanyakan mereka hanya sekedar mengatur pengeluaran bulanan atau bahkan tidak memiliki perencanaan sama sekali. Kurangnya kesadaran akan perencanaan finansial jangka panjang ini memperbesar resiko terjadinya masalah dalam hal pembiayaan pendidikan.
Berikut ini gambaran seberapa besar potensi resiko ini mungkin terjadi. Mari kita lihat perhitungan sederhana berikut dengan asumsi anak pertama bercita-cita masuk ke UGM fakultas ekonomi dan anak kedua ke UGM fakultas kedokteran umum :
Anak Sulung
|
Anak Bungsu
|
|
Umur (th)
|
5
|
2
|
Jumlah tahun yang dibutuhkan
|
13
|
16
|
(Asumsi kuliah di usia 18 th)
|
||
Kebutuhan biaya saat ini
|
30,000,000.00
|
80,000,000.00
|
Faktor kenaikan biaya (asumsi inflasi pendidikan 10% p.a)
|
||
Biaya masa depan
|
103,568,000.00
|
367,597,000.00
|
Dana yang tersedia
|
–
|
–
|
Kekurangan biaya
|
103,568,000.00
|
367,597,000.00
|
Total biaya yang akan dibutuhkan
|
471,165,000.00
|
|
Dana yang harus Anda tabung per tahun mulai saat ini sampai anak usia 18 th
|
7,966,769.23
|
22,974,812.50
|
(perhitungan dengan rupiah)
|
Biaya diatas belum termasuk biaya SPP, buku, praktikum, akomodasi, biaya hidup dll, yang jumlahnya bisa lebih dari Rp 80 juta hanya di tahun pertama kuliah. Apabila tidak disiapkan sejak dini, apakah Anda yakin bisa menyediakan biaya sebesar itu pada waktunya?
Resiko lain yang juga harus diperhitungkan adalah resiko sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan dan kematian. Semua hal ini bisa mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan Anda, yang otomatis mengancam rencana pendidikan anak Anda.
Semakin dini Anda mempersiapkan dana pendidikan anak Anda maka pilihan yang Anda miliki semakin banyak, resiko yang Anda hadapi semakin rendah dan jumlah uang yang harus Anda sisihkan semakin sedikit, untuk mencapai target dana yang sama. Yang penting, jangan biarkan pendidikan anak Anda terancam hanya karena Anda tidak mempersiapkannya.
Persoalan dana pendidikan anak selalu menyedot perhatian orang tua. Keinginan memberikan yang terbaik kerap berbenturan dengan biaya sekolah yang (amat) tinggi. Menurut sejumlah riset, biaya sekolah naiknya 10 sd 15% setahun. Melebihi kenaikkan harga properti, apalagi gaji pegawai :))
Bagaimana solusinya?
Salah satu yang paling populer adalah beli asuransi pendidikan. Selain karena agresifitas penjual, produk ini punya embel-embel pendidikan, yang mungkin oleh banyak orang tua dianggap pilihan paling bagus dan sesuai namanya.
Boleh dibilang semua perusahaan asuransi menawarkan produk ini. Mulai dari Manulife, Prudential, Allianz, Jiwasraya, Bumiputera, Sinarmas dan lainnya.
Hal yang sering kurang diketahui, bahwa sebenarnya ada banyak solusi untuk memenuhi dana pendidikan anak. Tidak harus asuransi pendidikan.
Dan yang penting, bahwa mungkin saja asuransi pendidikan bukan pilihan yang tepat, melihat kondisi dan tujuan keuangan keluarga.
Oleh sebab itu, sebaiknya pahami dulu apa saja solusi untuk memenuhi dana pendidikan. Setelah paham, baru bisa menentukan, mana yang paling cocok.
Sayangnya, banyak orang tua tidak tahu atau tidak sempat cari info mengenai pilihan – pilihan tersebut. Sehingga jangankan memilih, tahu saja tidak.
Tulisan ini mendiskusikan apa saja solusi yang ada, perbandingan plus serta minus setiap pilihan, dan saran cara memilihnya.
Investasi dan Proteksi
Dalam pengertian menyiapkan dana pendidikan, ada dua hal terpenting yang wajib diperhatikan:
Investasi untuk memastikan dana cukup untuk biaya sekolah anak. Perlu investasi karena tingginya kenaikkan biaya pendidikan, sementara menabung menawarkan kepastian tapi hasilnya tidak cukup akibat rendahnya bunga. Walaupun lebih beresiko, investasi menjanjikan potensi keuntungan lebih tinggi dari menabung.
Proteksi untuk memastikan jika pencari nafkah mengalami musibah, anak tetap bisa bersekolah dengan lancar. Seandainya orang tua meninggal dunia, kecelakaan atau cacat tetap, asuransi melindungi dengan mencairkan uang pertanggungan.
Perilaku orang tua yang hanya fokus pada bagaimana berinvestasi jelas kurang tepat. Orang tua tidak hanya harus memilih investasi yang tepat, tetapi juga harus memastikan bahwa tersedia proteksi yang cukup untuk melindungi anak dan keluarga.
Apa Saja Pilihannya
Kita mulai dari yang paling populer.
#1 Asuransi Unit Link
Unit link adalah solusi paling banyak ditawarkan oleh agen asuransi atau penjual di bancassurance. Meskipun dibalut dengan banyak istilah asuransi pendidikan, produk dasarnya adalah unit link.
Apa itu unit link?
Unit link menggabungkan asuransi dan investasi dalam satu produk. Produk ‘2 in 1′ yang menawarkan kemudahan buat pesertanya, dengan berbagai macam pilihan rider (asuransi tambahan) seperti penyakit kritis, income replacement, kesehatan dan lain-lain.
Premi yang dibayar oleh pemegang polis unit link dibelikan unit investasi oleh perusahaan asuransi. Unit investasi tersebut dikelola oleh Manajer Investasi dalam berbagai instrumen, seperti ekuitas, obligasi, pasar uang dan lain- lain, yang dipilih oleh pemegang polis.
Hasil unit investasi digunakan untuk membayar biaya asuransi dan biaya – biaya lainnya (cek polis Anda, ada biaya apa saja!). Sisanya, setelah dipotong biaya tersebut, menjadi milik pemegang polis yang bisa dicairkan untuk dana pendidikan.
Sebagai asuransi, polis unit link akan aktif atau tidak lapse (non aktif) selama biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan (rider) dibayar oleh pemegang polis. Pembayaran biaya asuransi dan biaya asuransi tambahan dilakukan dengan memotong unit investasi.
Terkait ini, hal yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
Biaya asuransi meningkat setiap tahun, meskipun dalam proposal unit link tidak ditunjukkan berapa kenaikkan biaya itu setiap tahun. Yang ditampilkan hanya biaya asuransi di tahun pertama (ada catatan * di proposal mengenai soal ini). Implikasinya apa? Karena biaya asuransi dibayar dengan memotong unit investasi, potongan atas nilai investasi (yang notabene adalah dana pendidikan untuk anak) akan semakin besar seiring waktu.
Pemotongan biaya asuransi pasti apapun hasil kinerja investasi. Return investasi itu tidak pasti, tergantung kinerja pasar, sedangkan potongan biaya asuransi itu pasti. Itu sebabnya saat kinerja pasar anjlok, pemegang polis diminta menambah dana (top up) karena hasil investasi tidak cukup untuk membayar biaya asuransi. Kalau biaya asuransi tidak dibayar, polis asuransi lapse (tidak aktif) dan semua manfaat otomatis ikut terhenti.
Setiap asuransi tambahan (rider) ada biaya asuransinya. Biaya itu mengurangi porsi investasi yang artinya memotong dana pendidikan. Karena itu, pastikan memilih rider yang memang dibutuhkan.
Selain menawarkan kemudahan, hal yang wajib diperhatikan orang tua yang menggunakan asuransi unit link adalah kemungkinan terpotongnya dana pendidikan anak oleh biaya asuransi. Apalagi jika orang tua hanya membayar premi sampai tahun tertentu saja (misalnya hanya bayar 10 tahun) – penjelasannya baca disini. Perhatikan dengan seksama bagaimana perkembangan nilai investasinya.
#2 Asuransi Term Life dan Reksadana
Ini cara yang umum dianjurkan oleh perencana keuangan independen, yaitu memisahkan proteksi dan investasi.
Proteksi dilakukan dengan membeli asuransi term life atau asuransi murni, sedangkan investasi dilakukan dengan menempatkan dana di Reksadana.
Yang memilih cara ini dituntut bisa mengurus investasi Reksadananya sendiri. Perlu kemauan untuk belajar dan memahami bagaimana cara dan aturan mainnya. Tidak sulit tapi harus dipelajari.
Disisi proteksinya, peserta harus siap ‘mental’ membeli asuransi term life yang preminya hangus.
Keuntungannya apa memilih cara ini?
Hasil investasi lebih tinggi karena potongan biaya berinvestasi di Reksadana kecil (dibandingkan unit link). Bahkan melalui pembelian Reksadana secara Online, misalnya lewat IPOTFUND, gratis biaya pembelian dan penjualan Reksadana. Minimnya potongan biaya membuat dana yang diinvestasikan menjadi lebih besar.
Fleksibilitas memilih Manajer Investasi. Karena tidak terikat pada perusahaan asuransi tertentu, peserta bisa bebas berganti-ganti manajer investasi. Kebebasan ini penting karena kondisi pasar senantiasa berubah-ubah dan kemampuan manajer investasi berbeda-beda di setiap sektor atau instrumen.
Asuransi term-life memberikan nilai proteksi jiwa paling tinggi dengan biaya premi murah. Nilai proteksi yang memadai penting karena itu menjamin perlindungan yang cukup untuk kebutuhan keuangan sekolah anak saat musibah datang.
Sekarang berinvestasi di Reksadana sangat mudah. Ada reksadana online, minimum investasi rendah (mulai dari Rp 100 ribu) dan fasilitas auto-invest yang memungkinkan investasi dilakukan secara otomatis. Dengan segala fasilitas ini, tidak perlu bantuan orang lain, semua seharusnya bisa melakukan sendiri.
kursus Reksadana di Jakarta
#3 Dana Pendidikan Manfaat Pasti
Kedua alternatif diatas adalah cara mencapai dana pendidikan menggunakan instrumen investasi. Investasi memang memberikan return tinggi, tapi deg-degkannya juga tinggi. Saham bisa naik, tapi bisa juga ambless. High Risk high return.
Tidak semua orang siap dengan fluktuasi itu. Apalagi menyangkut dana pendidikan anak.
Ada alternatif untuk ini, yaitu dana pendidikan yang memberikan manfaat pasti. Pasti artinya uang yang akan diterima dijamin sesuai yang disebutkan dalam proposal.
Tidak banyak perusahaan asuransi yang menawarkan jenis produk ini karena mayoritas berkutat di investasi via unit-link.
Salah satu yang menawarkan manfaat pasti adalah produk Pro-Graduate dari Asuransi Manulife. Berdasarkan proposal yang saya baca, ini adalah solusi dana pendidikan sejak masuk Perguruan Tinggi sampai anak berusia 23 tahun.
Cara kerjanya sebagai berikut:
(1) Peserta menabung (tahunan atau bulanan) ke Manulife dengan masa pembayaran fleksible bisa dipilih 5, 10 atau 15 tahun;
(2) Pengajuan tanpa pemeriksaan kesehatan dan ada jaminan pasti disetujui;
(3) Saat anak masuk kuliah, Manulife melakukan pembayaran tunai sebesar nilai yang sudah tercantum dalam polis (guaranteed) selama beberapa tahun sampai kuliah selesai.
(4) Jika terjadi musibah kepada orang tua, premi akan dilanjutkan oleh Manulife dan manfaat pembayaran tunai tetap akan tetap dibayarkan sampai anak menamatkan pendidikan di perguruan tinggi atau hingga berusia 23 tahun.
Apa bedanya produk ini dengan tabungan pendidikan berjangka yang juga memberikan hasil pasti ? Paling tidak ada tiga hal yang saya lihat berbeda.
Pertama, pro-graduate punya rentang waktu yang lebih panjang yaitu sejak masuk perguruan tinggi, sementara tabungan pendidikan biasanya jangka waktunya lebih pendek, yang paling lama sekitar 10 tahun.
Dengan periode yang lebih pendek di tabungan pendidikan, orang tua sulit meng-kunci return. Karena setiap 5 tahun, tabungan pendidikan harus diperbarui dan ketika diperbarui bunganya pasti sudah berbeda dari sebelumnya. Di pro-graduate, return-nya sudah dikunci, tidak berubah sejak awal sampai nanti anak masuk kuliah.
Kedua, dalam pro-graduate terdapat pencairan berjenjang berdasarkan tingkat kuliah atau sekolah, sementara pencairan di tabungan pendidikan dilakukan satu kali.
Pencairan berjenjang membantu mengatur keuangan karena sudah dihitung berapa jumlah maksimum yang sebaiknya diambil supaya jumlah uangnya cukup sampai kuliah selesai.
Ketiga, perbedaan penjaminan. Nilai simpanan tabungan pendidikan dijamin oleh pemerintah, tapi tingkat return-nya tidak dijamin oleh pemerintah. Sementara, return dan nilai pencairan pro-graduate dijamin oleh Manulife.
Perbandingan Manfaat Dana Pendidikan
Dari semua pilihan ini, mana pilihan terbaik? What’s the verdict?
Untuk menjawabnya, kita perlu melihat bagaimana simulasinya. Let the number speaks itself!
Kebetulan saya baru saja membantu teman menelusuri solusi dana pendidikan untuk anaknya. Pengalaman ini akan saya gunakan untuk menunjukkan perbandingan masing-masing alternatif solusi dana pendidikan diatas.
Hasil dari perbandingannya, silahkan baca selengkapnya klik disini.
Lihat Apa Kebutuhannya
Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin mengingatkan kembali bahwa komponen asuransi pendidikan ada dua, yaitu investasi dan proteksi.
Dari sini, kita lihat bahwa proteksi memang harus disediakan dari asuransi. Tapi, investasi bisa dari mana saja. Bisa beli bersama asuransi, kerap disebut unit link, tapi bisa juga tidak.
Investasi bisa dilakukan dengan membeli Reksadana, emas, properti atau usaha sendiri. Itu semua adalah instrumen investasi yang bisa digunakan untuk menyiapkan dana pendidikan anak.
Bagaimana jika sudah punya asuransi jiwa ? Logikanya, ya tinggal meningkatkan investasi. Tidak perlu beli asuransi jiwa lagi.
Saya kerap menemui orang yang beli produk asuransi dengan investasi, meskipun orang ini sebenarnya sudah punya proteksi asuransi jiwa yang cukup, misalnya fasilitas dari kantor atau sudah pernah beli sebelumnya. Artinya, dia sebenarnya lebih butuh tambahan investasi, bukan asuransi lagi.
Kenapa ini penting? karena dengan membeli produk asuransi dengan investasi, orang ini tidak bisa memperoleh hasil investasi yang optimal. Sebagian uangnya digunakan untuk membayar biaya asuransi, yang sebenarnya dia sudah cukup miliki, yang ujungnya mengurangi porsi investasi.
Begitu pula, jika sudah melakukan investasi secara rutin, tapi belum punya proteksi. Maka, orang ini seharusnya hanya butuh produk asuransi jiwa murni (tanpa embel-embel investasi).
Karena jika beli kembali asuransi dengan investasi, itu pemborosan. Sudah jelas punya investasi, kenapa beli lagi. Beli asuransi saja, pasti preminya lebih murah dibandingkan beli produk asuransi yang ada investasinya. Dengan premi yang lebih murah, uangnya bisa untuk meningkatkan porsis investasi yang sudah ada.
Kalau belum punya keduanya, investasi dan proteksi, boleh lah mempertimbangkan mengambil produk asuransi dan investasi.
Jadi, ketika mengambil sebuah produk, pastikan produk tersebut sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Bukan produk yang mensetir, tapi Anda yang memilih produk.
Kesimpulan
Mencari cara mewujudkan dana untuk pendidikan terbaik anak adalah tugas penting orang tua supaya anak bisa sekolah dengan baik dan lancar. Untuk itu, saran artikel ini adalah sebelum memilih, orang tua mempelajari dulu pilihan yang ada, untuk mencari yang paling bagus, yang terbaik.
Jangan terpaku pada satu pilihan saja, misalnya unit link, tapi bandingkan semua alternatif. Kita harus mencari yang paling cocok, yang paling bisa memenuhi tujuan atau kebutuhan keuangan kita.
0 Comments:
Please give a good comment, that good suggestion, no spam, phising, no gamling, no porn, no add link.