Hal Menyebalkan Punya Suami Orang Padang Minang
Hal Menyebalkan Punya Suami Orang Minang
Postingan ini mengandung SARA, pastikan selera humor anda cukup tinggi.
Aku dan suami adalah pasangan Panda (Padang-Sunda) atau Danang (Sunda-Minang).
Kehidupan wanita menikah di Indonesia selalu diasosiasikan dengan suku
dan ras asalnya. Padahal rasanya ras tak pernah jadi masalah. Yang jadi
masalah itu ya sifat pribadi masing-masing dan keimanan masing-masing.
Entah sompral atau ucapan jadi doa, dulu aku pernah mengucapkan 'Ah, ntar punya suami orang Sunda aja, gak mau orang Sumatera, gak kuat main urat'. Tapi, jika takdir sudah berkata, pemuda rantau tanah Minang itu akhirnya bersanding dengan si gadis Sunda.
Tapi,
ngomong-ngomong soal suku suami, memang ada hal menyebalkan saat aku
yang jadi istrinya. Menyebalkan, ya, sungguh menyebalkan jadi istri
orang Minang. Hal menyebalkan punya suami orang Minang adalah:
Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Sering Dikoreksi pas Baca Qur'an
Menyedihkan
sekali hidupku selama 22 tahun nggak mengenal makhraj huruf hijaiyah
dengan benar, jadi selama itu juga bacaan Al-Qur'an nggak tartil.
Ternyata pria ini datang dan membenarkan bacaan Qur'an-ku. Tahu lah ya
gimana sebalnya diajarin sama orang yang justru dekat? Sebel banget deh
pas dia terus nyalahin aku pas mengucapkan huruf
'Dho', 'Dlo', 'Do', lidahnya jangan keluar, pipinya harus menggembung,
aah susah. Tapi begitulah orang Minang, sejak kecil
mereka diajari baca Qur'an dengan tartil.
Tapi, dari itulah aku bisa lebih baik lagi mengaji Al-Qur'an. Karena kamu, orang Minang.
Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Sering Digombalin
Sebelum nikah bilang 'Cita-cita kita sama besar, kayaknya aku nggak bisa menggapainya sendirian'
Pas
lagi berantem dia bilang 'Rumah tangga itu ibarat kapal, kapal kita ini masih
kecil, jadi hantaman kecil aja bisa merusak layarnya. Yuk kita benerin
sama-sama'
Pas lagi stress sama anak dia SMS 'Aku
mengenal kamu sebagai wanita yang kuat, kamu pasti bakal jadi ibu
terbaik buat anakku, jangan stress ya, nih aku kasih cokelat dan voucher belanja.'
Menyebalkan banget kan, gimana bisa nggak melting, gimana bisa nggak luluh lagi? Gimana bisa marah lama-lama? Nyebelin sih, tapi emang suka koq digombalin. Lebih menyebalkan lagi kalau belanja di Tanah Abang sama orang Minang, pasti digombalin "Rancak bana uni pakai baju itu. Buat uni ndak saya kasih mahal"
Sepertinya orang Minang ini cucu dan cicit dari Buya Hamka dan Marah Rusli.
Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Gagal Diet Kalau Pulang Kampung
Gulai otak yang lembut, kerupuk Sanjai dengan lelehan sambal yang bikin ketagihan, teh telur dengan buihnya yang manis, martabak mesir dengan kuah pedas mantapnya, pensi yang gurih buat cemilan, gulai ikan dengan warna kuning yang menggoda, dan rendang yang
diakui sebagai makanan terlezat di dunia. OMG! Lidahku rasanya nggak
bisa menolak makanan yang disajikan ibu mertua saat pulang kampung.
Aaaah sebel! Jadi gagal kalau mau diet!
Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Akrab Banget sama Orang Sedaerahnya yang Baru Kenal
Ups!
Emang nyebelin deh kalau diajak ngumpul sama temen suami yang sedaerah.
Temen perempuannya cantik-cantik dan manis bikin aku pengen bilang "Kamu pernah suka ya sama dia?",
teman cowoknya juga bikin suami lupa waktu, kelamaan ngobrol. Apalagi
mereka itu punya kekuatan super untuk mengenali teman sedaerahnya di
kota rantau, terus langsung ngobrol akrab kayak pernah se-SMA. Aku
selalu bilang sama suami "How can you know kalau dia itu putri daerahmu, sedangkan dia ada di Jakarta dan ngomong bahasa Indonesia?".
Bahkan keajaiban itu terjadi saat kakak iparku tahu kalau sopir Uber
yang ditelepon adalah orang Minang, atau saat temanku yang orang Minang
tahu kalau Kasubbag yang baru adalah orang Minang--sebelum Kasubbag itu memperkenalkan diri--.
Jadi Istri Orang Minang itu Menyebalkan, Susah Diajak Pulang Kampung
Aku
yang berasal dari Bandung, rasanya ingiiiiiin sekali kerja dan
menghabiskan hari-hari di kota asal. Tapi bagi suami dimana aja oke,
tergantung penempatan kerja aja. Orang Minang dengan jiwa perantaunya
membuat kemampuan mereka bersaing dan bertahan hidup begitu tinggi.
Mereka nggak rewel dengan suhu, jenis makanan, dan perbedaan lain di
kota rantau. Suamiku sih kayaknya dimana aja betah, dan itu membuat aku
dan suami nggak satu visi. Harusnya kan suami juga memperjuangkan untuk
bisa menetap di Bandung.
Daaan, yang paling menyebalkan adalaaaah...
Punya Suami Orang minang itu Menyebalkan, Sering Ditanyain "Suami Kamu Pelit?"
Aku sering jadi korban skeptisme orang-orang karena menikahi orang Minang. 'Agak pelit nggak mbak suaminya?', 'Mmm, maaf ya mbak, tapi biasanya orang Padang suka perhitungan', atau lebih halusnya lagi 'Pantesan mbaknya kerja, suaminya pelit ya?'.
Hey, hellooo.. Apa istri orang Minang harus berpakaian mewah agar orang2 tahu kalau suami kita sangat loyal sama istrinya?
Aku akan bilang 'Suamiku nggak begitu ah, dia tahu agama'
Orang Minang memegang 'Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah', dapat suami orang Minang yang basandi Kitabullah pasti mengerti kalau tugas suami itu mengayomi dan memberi nafkah buat anak istri. Dan suamiku melakukan kewajiban itu.
Jadi, yang menyebalkan sebenarnya adalah orang-orang yang bawel men-judge seenaknya kalau orang Minang itu pelit. Bukan orang Minangnya.
See,
kalau kamu nggak siap dibenerin bacaan Qur'an-nya, kalau kamu nggak
suka digombalin, atau kalau kamu nggak suka banyak temen, mending jangan
sama orang Minang. Aku memilihnya bukan karena ia orang Minang. Tapi, karena ia adalah pria Muslim yang basandi Kitabullah.
Maaf ya, kalau ada pihak yang tersinggung karena postingan ini.
Don't wanna say racist, sih. Cuma pengen curhat aja sebagai istri orang Minang.
0 Comments:
Please give a good comment, that good suggestion, no spam, phising, no gamling, no porn, no add link.